Komponen Utama Engine Mobil

Silahkan di baca semoga bermanfaat

Mengenal bagian-bagian atau komponen pada mesin mobil memiliki banyak keuntungan, diantaranya kita bisa mengerti cara kerja mekanik mesin sehingga bisa menggerakkan mobil, melakukan perawatan harian sehingga tidak usah datang ke bengkel untuk melakukan perbaikan atau perawatan pada hal-hal yang kecil, bahkan lebih lanjutnya kita bisa melakukan diagnosa apabila terjadi kejanggalan pada performa mesin mobil.

Pada artikel ini kami akan membahas komponen-komponen mobil secara umum, atau komponen utama. Beberapa nama komponen akan disertakan istilah bahasa Indonesia atau bahasa perbengkelan supaya lebih mudah dimengerti dan lebih mudah dikenali.

1. Block/ Blok Mesin
    Bagian body mesin utama tempat cylinder/ ruang bakar terbuat dari cor alumunium



2. Camshaft/ Noken As
Bagian yang berfungsi untuk melakukan proses kerja membuka tutup valve/ klep pada putaran tertentu, dengan memperoleh tenaga putaran baik secara hidrolik ataupun mekanik (terhubung dengan push rod, rocker arms, tappet, dll). pada mesin modern camshaft terletak di bagian atas (overhead) yang terhubung dengan rantai atau timing belt yang berputar oleh putaran kerja crankshaft (poros engkol/ kruk as). untuk mengerakkan beberapa piston secara berkesinambungan, camshaft didesain berupa tongkat bulat melintang di atas valve dengan bagian-bagian menonjol (lobe) yang bertugas membuka tutup valve. Putaran camshaft memiliki nilai setengah putaran mesin.

3. Carburetor/ Karburator
Jalur venturi untuk udara masuk sebagai tempat penyampuran dengan bahan bakar supaya terjadi proses pembakaran. Karburator bekerja dengan memanfaatkan perbedaan nilai tekanan udara masuk sehingga memberikan jumlah bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan proses pembakaran. Pada kendaraan terkini fungsi karburator digantikan oleh air inductor berdasar hukum Karman yang disebut Karman Vortex (Mass Flow Sensor), di mana kebutuhan udara disesuaikan dengan kecepatan hisap piston secara presisi, memiliki cakram ukur sebagai parameter yang bisa diatur secara manual
karburator sederhana

.4. Catalytic Converter
Berupa cangkokan atau wadah pada saluran buang/ exhaust menuju knalpot yang berfungsi untuk mengurangi nilai emisi gas buang. bekerja secara proses kimia, dengan arang sebagai salah satu komponennya.

5. Combustion Chamber/ Ruang bakar
Ruang bakar sinonim dengan cylinder, namun sebenarnya ruang bakar
merupakan bagian dari cylinder pada saat setelah piston melakukan langkah kompresi dan mencapai titik mati atas dan terjadilah proses ledakan bahan bakar baik akibat tekanan pada mesin diesel ataupun akibat percikan api busi pada mesin otto. Luas ruang bakar berubah secara berkesinambungan seiring terdorongnya piston menuju titik mati bawah untuk melakukan proses kerja berikutnya.

6. Connecting Rod Bearing
Bearing atau laher yang menghubungkan connecting rod/ stang seher pada crankshaft. Seringnya juga disebut dengan metal besar.

7. Crankcase
Bagian pada block yang berfungsi sebagai wadah crankshaft bagian dari oil sump/ karter.

8. Cylinder
Ruang tabung pada mesin tempat terjadinya proses pembakaran, tempat piston bergerak turun naik (reciprocating/ engkol). Bisa berupa lubang yang dibentuk seiring pengecoran mesin ataupun ruang tabung yang ditanam sering disebut boring (cylinder sleeve).

9. Exhaust Manifold
sistem perpipaan untuk menyalurkan gas buang hasil proses pembakaran menuju catalytic converter kemudian dilepaskan ke udara bebas melalui muffler atau knalpot.

10. Fan
Kipas hisap yang berfungsi mengalirkan udara bagi radiator dan mengurangi panas pada mesin. Bekerja secara mekanik atau elektrik, yang berputar sesuai kebutuhan atau tingkat suhu mesin. Terletak di bagian depan radiator.

11. Flywheel
Gigi Putar untuk menyalurkan tenaga mesin menuju sistem transmisi, juga bertugas untuk menjaga kestabilan putaran mesin karena putaran flywheel dapat menjaga momentum secara merata. Sering disebut juga sebagai gendeng atau roda gila, yang sampai saat inipun kami tidak tahu asal usul dari kata tersebut :).

12. Fuel Injector
Nozzle yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar pada udara yang masuk, pada mobil yang masih menggunakan karburator tidak memiliki fuel injector.

13. Fuel Pump
Pompa bahan bakar bekerja secara elektrik berfungsi untuk menyuplai bahan bakar yang dibutuhkan bagi kerja pembakaran. Pada mobil dengan teknologi saat ini pompa terletak dalam tanki (reservoir) yang mendapatkan lubrikasi dari bahan bakar itu sendiri. Sehingga apabila mengalami kehabisan bahan bakar jangan dipaksakann untuk menstarter mobil karena akan merusak pompa.

14. Glow Plug
batang besi kecil yang berfungsi untuk memanaskan ruang bakar pada mesin diesel pada saat keadaan dingin. akan berhenti bekerja apabila ruang bakar sudah memiliki suhu yang sesuai untuk proses kompresi diesel.

15. Head
bagian tutup atau kepala cylinder.

16. Head Gasket
Gasket yang berfungsi sebagai seal antara head dengan block.

17. Intake Manifold
Sistem perpipaan berfungsi untuk menyalurkan udara masuk menuju cylinder sebagai campuran dengan bahan bakar.

18.  Main Bearing 
Bearing pada blok yang menopang crankshaft.

19. Oil Pan
Tanki penampung oli terletak pada bagian bawah mesin.

20. Oil Pump
Pompa oli berfungsi untuk mendistribusikan oli secara merata ke bagian mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan antara bagian-bagian pada mesin, sekaligus sebagai cairan pendingin untuk menjaga kestabilan suhu dalam mesin.

21. Piston/ Seher
Bagian berupa silinder terbuat dari coran baja, alumunium, yang bergerak dalam cylinder selama untuk menghasilkan proses pembakaran. piston terbuat dari material yang memiliki titik pemuaian yang rendah, sehingga mampu menjaga kerapatannya dengan dinding cylinder dan menghasilkan celah seminimal mungkin.

22. Piston Rings
Cincin melingkar pada bagian luar piston sebagai media gesek antara piston dengan dinding cylinder. Tujuannya adalah supaya tidak terjadi kebocoran tekanan dalam ruang bakar dan bagian di bawahnya (blowby)


23. Push Rod
Batang besi menghubungkan crankshaft dengan camshaft dan valve pada mesin bertipe OHC (over head cams).

24. Radiator
Alat pendingin berisi cairan yang mengaliri selubung mesin menjaga kestabilan suhu dengan car membuang panas yang terbawa oleh cairan tersebut (bisa berupa air atau radiator coolant). Proses pendinginan mesin diperlukan selain menjaga kestabilan performa juga untuk mengurangi pembentukan Nitrogen yang merupakan gas berbahaya apabila dilepaskan ke udara.

25. Spark Plug/ Busi
Alat pemantik api untuk menghasilkan percikan guna terjadinya proses pembakaran pada mesin berbahan bakar bensin (mesin otto).

26. Throttle
Butterfly valve atau sederhananya pengatur kecepatan pada intake system untuk mengatur tingkat aliran udara sehingga menghasilkan suplai yang sesuai yang dikonversi menjadi akselerasi kendaraan. Terhubung dengan pedal gas.

27. Valve/ klep
Terdiri dari intake valve/ klep hisap dan exhaust valve/ klep buang yang mengatur campuran bahan bakar - udara masuk dan keluar yang dibutuhkan selama kerja mesin.

28. Water Jacket
Selubung air berupa jalur pada block sebagai media pendingin dinding cylinder.

29. Water Pump
Pompa air berfungsi untuk memompa sirkulasi cairan pendingin antara block dengan radiator. digerakkan secara mekanik oleh pulley yang terhubung pada timing belt/ drive belt/ chain.

30. Wrist Pin 
Pin yang menghubungkan antara piston dengan connecting rod.

(A) Block, (B) Camshaft, (C) Combustion Chamber, (D) Connecting Rod, (E) Crankcase, (F) Crankshaft, (G) Cylinder,    (H) Exhaust Manifold, (I) Head, (J) Intake manifold, (K) Oil Pan, (L) Piston, (M) Piston Rings, (N) Push Rod,                   (O) Spark Plug, (P) Valve, (Q) Water Jacket.
Related Posts with Thumbnails

TUNE UP ENGINE

pemeriksaan komponen sistem pengapian

KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
a.Busi
tuneup5.jpg
Periksa :
1. Insulator
2. Ulir busi
3. Keausan elektroda
4. Gasket Busi
5. Kondisi elektroda busi
6. Celah busi
b. Kabel Busi
tuneup6.jpg
Periksa kabel busi dengan ohm meter periksa resistance dari kabel (kondisi baik bila kurang dari 25 KΩ.
c. Distributor
tuneup7.jpg
1. bersihkan tutup distributor dengan lap bersih.
2. Periksa secara visual, dari kemungkinan retak, aus
3. Bersihkan terminal dalam
4. Periksa panjang brush
5. Rotor, bersihkan dengan kain lap
6. Platina, periksa, bersihkan dan stel
7. Governor advancer, putar rotor (kondisi baik bila rotor segera kembali ke tempat semula)
8. Vacuum advancer (kondisi baik bila diisap... dudukan platina bergerak)
9. Octan selector (posisikan Std/ tengah)
G. IGNITION COIL
tuneup8.jpg
1. Periksa tahanan primer koil (1,3 - 1,6 Ω)
2. Periksa tahanan sekunder koil (10,7 - 14,5 KΩ)
3. Periksa resistor koil (1,5 - 1,9 Ω) Related Posts with Thumbnails

CARA MENYETEL KARBURASI




1. Sekrup idle up dikendorkan tetapi AC di hidupkan. Penyetelan berhenti ketika sekrup itu tidak bisa lagi merendahkan RPM mesin.
2. Sekerup RPM mesin di turunkan RPM sampai sekitar 500, atau sampai tidak mati saja.
3. Sekarang mulai dengan menyetel sekrup idle (campuran udara dan bensin). Putar sekrup ini ke kiri sampai nyaris mati. Kemudian kembali ke kanan sampai nyaris mati juga. Setelah itu putar perlahan-lahan mencari RPM tertinggi. Saat itulah kita akan menemukan campuran bensin dan udara terbaik. (bisa terjadi, karena karburator sudah kotor atau lama sehingga tersumbat, atau sekrup ini rusak, maka walaupun sudah di putar, dicari-cari tidak ada reaksi. Kalau menemukan kondisi seperti ini maka perlu melakukan OH karburator)
4. Setelah menemukan campuran terbaik, sekarang setellah sekrup RPM sampai 700, 800 atau 900 sesuai permintaan pembuat mesin.
5. Sekarang baru menyetelah sekrup idle up AC. Hidupkan AC, pasti RPM sudah berkurang, turun dari semula. Sekarang stel sekrup idle up sampai mencapai RPM, biasanya 900 atau 1000.
6. Coba AC dimatikan, apakah sekarang RPM idle ke RPM yang diinginkan?
Related Posts with Thumbnails

CARA MENYETEL PLATINA



1. Platina (contact point) terdiri dari dua bagian. Satu menyatu dikancing dengan baut kecil ke keja platina. Ketika pasang baut ini tidak boleh kepanjangan nanti membuat meja tidak bisa bergerak, karena baut itu menembus sampai ke bawa. Baut itu hanya sapanjang tebal beja plus tebal plat platina. Bagian kedua bergerak pada as bagian satu yang lain. Bagian ini tidak boleh menyentuh langsung besi dengan besi, ada ebonite diantaranya. Maksudnya agar ketika platina terbuka bisa menimbulkan letikan bunga api.

2. Setelah pasang dan pastikan duduknya platina benar, putar puly kruk as, caranya kali kipas di tarik putar sehingga as distributor berputar. Ketika nok as distributor menyentuh tonjolan platina, stel membukanya sekitar 0.6-0.8 mm.

3. Pada puli kruk as ada tanda seperti gambar, paskan, hentikan puli pada kedudukan 5 derajat sebelum top, tergantung jenis mesin dan bahan bakar. Kalau premium 5 derajat, maka ketika pakai pertamax menjadi 8 derajat sebelum top.

4. Pakai lampu bolp 12 V, seperti kita mau ukur kekuatan batere. Satu kabel sentuhkan masa badan distributor dan lainnya di pasangkan, dilengketkan pada kabel yang masuk ke distributor.




5. Lalu kendorkan baut pengancing distributor terhadap blok mesin, agar distributor bisa di putar sedikit. Perhatikan, ketika distributor di geser dan dan lampu mulai mau menyala itu tandanya platina mulai membuka. Setelah itu platina di kancing kuat agar tidak berubah lagi.

6. Bisa juga setelah pasang platina baru, kita gunakan timing ligth, sambil disenterkan ke puli kruk as. Sambil memutar distributor sampai pengapian yang diinginkan. Jangan sekali kali mencabut distributor dari blok mesin kecuali oleh teknisi.

7. Mungkin pertama anda tidak berhasil, coba teruskan. Suatu ketika saya yakin anda bisa.
Related Posts with Thumbnails

TIPS MEMBERSIHKAN MESIN



Mencuci mesin mobil bisa dibilang riskan karena ada potensi merusak kelistrikan mobil namun bukan berarti sama sekali tidak diperbolehkan. Oleh karena itu proses pencucian harus dilakukan dengan cermat dan berhati-hati. Berikut langkah-langkah untuk membersihkan mesin yang kotor.

Persiapan Mencuci Mesin
Mencuci mesin ketika kondisi hangat sangat baik, bila mesin masih dalam keadan dingin lakukan pemanasan dalam waktu beberapa menit.
Setelah mesin sudah hangat, tutup bagian-bagian pengapian pada mesin seperti Distributor, Koneksi, Kabel-kabel busi serta sistem elektronik mesin, kemudian bagian-bagian pengapian tersebut ditutup dengan menggunakan lembaran kantong plastik, ikat dengan karet gelang atau isolasi untuk menghindari kebocoran. Atau bisa juga menutup dengan alumunium foil, karena dapat direkatkan mengikuti lekukan komponen. Jangan lupa mengecek tutup oli mesin dan tongkat pengecek oli (dipstick) sudah terpasang dengan baik.

Proses Pencucian Mesin
Setelah semua bagian pengapian sudah aman, maka mesin mobil sudah siap untuk dibersihkan. Untuk mempermudah pencucian pakailah semprotan air yang bertekanan tinggi. Pertama yang harus dibersihkan adalah bagian bawah kap mesin dengan disemprot menggunakan air, baru setelah itu bagian dinding mesin.

Untuk mencuci bagian bawah kap mesin gunakan sabun krim, karena sabun krim dapat melarutkan kotoran yang bercampur lemak dan juga oli. Gosok menggunakan sikat yang berbulu agak kasar, jika telah selesai cepat bilas dengan air, jangan sampai air sabun kering dengan sendirinya karena akan berbekas. Keringkan dengan menggunakan kain, sehingga tidak ada lagi air yang menetes ke mesin.

Pencucian selanjutnya adalah mencuci ruang mesin, pertama semprot menggunakan air dimulai dari blok mesin bagian belakang kemudian bagian depan. Untuk membantu proses penyabunan bisa menggunakan spons, sedangkan untuk mengangkat kotoran bisa menggunakan kuas atau sikat gigi agar bisa menjangkau bagian yang sulit. Setelah itu, keringkan seluruh bagian mesin dengan chamois dan juga handuk.

Seluruh proses harus dilakukan dengan cermat. Apabila anda ragu sebaiknya proses ini diserahkan kepada salon mobil. Namun tanyakan dulu langkah-langkah mereka dalam mencuci mesin mobil, bila proses yang mereka paparkan terkesan sembrono, kurang professional atau tidak masuk akal maka tinggalkan salon tersebut dan cari salon lain. Tanyakan juga garansi hasil pengerjaan bilamana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Related Posts with Thumbnails

PENGERTIAN SUSPENSI

PENGERTIAN SUSPENSI
Sistem suspensi adalah salah satu bagian chasis yang berungsi untuk memberikan kenyamanan bagi pengendara atau penumpang. Sistem suspensi terletak antara body kendaraan dan rodaroda, dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara dan memperbaiki kemampuan cengkeraman roda terhadap jalan. Suspensi terdiri atas pegas, shock absorber (peredam kejut, stabilizer dan sebagainya).
Adapaun fungsi suspensi sebagai berikut :
1.
Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda menyerap getaran, eskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2.
Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda.
3.
Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda.
B.Prinsip kerja
Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.
C.klasifikasi
Berdasarkan konstruksinya, suspensi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.
Suspensi Rigid
Pada suspensi rigid antara roda kanan dan kiri dihubungkan dengan satu buah poros. Sehingga pada sustu saat roda sebelah (kanan atau kiri) terangkat karena terkena permukaan jalan yang tidak rata, maka kondisi atau kedudukan kendaraan pun akan ikut berubah menjadi miring. Pada umumnya suspensi rigid dipasang pada kendaraan beban berat, misalnya pada container, truk, bus dan lain-lain. Dikarenakan suspensi rigid digunakan pada kendaraan berat maka biasanya menggunakan pegas daun yang dianggap lebih kokoh dan kuat dipanding pegas coil. Tidak jarang terdapat suspensi rigid yang memakai pegas coil. Namun tentu belum terlihat kokoh apabila hanya dipaang pegas coil saja. Maka untuk menambah kekuatannya, perlu ditambah dengan komponen lain, seperti lengan control batang sta Related Posts with Thumbnails

LANGKAH-LANGKAH TUNE UP

LANGKAH-LANGKAH TUNE UP

 

Tune Up merupakan kegiatan mengembalikan kondisi mesin kekeadaan normal yang meliputi beberapa sistem diantaranya :
a. sisterm pendingin
b. sistem pelumasan
c. sistem bahan bakar
d. sistem pengapian
e. pemeriksaan baterai
f. pengencangan baut kepala silinder

g. pemeriksaan sirkulasi air atau radiator
h. sudut dwel
i. penyetelan ignition timming




DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :

A. SISTEM PENDINGIN.

pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Kekencangan tali kipas
Periksa kipas kemungkinan terjadi keretakan lalu periksa kekencangan tali kipas menggunakan tension belt gauge (tekanan = 125 +- 25)







2. Tekanan radiator
buka tutup radiator lalu pasang RADIATOR CUP TESTER dengan RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada radiator

3. Tekanan tutup radiator
pasang RADIATOR CUP TESTER dengan TUTUP RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada tutup radiator




B. SISTEM PELUMASAN

pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Pemeriksaan kuantitas oli
Angkat dipstik dari tempatnya kemudian lap permukaan diptsik dengan kain, kemudian masukkan lagi dipstik ke lubang oli, lalu angkat kembali dan periksa secara visual VOLUME OLI ( diantara H dan L)




2. Pemeriksaan kualitas oli
Pada waktu yang bersamaan periksa kualitas oli dengan cara teteskan setetes oli ke tangan kemudian gesek-gesek oli dengan tangan yang lain dan amati perubahan warna oli (warna harus hitam pekat)



C. SISTEM BAHAN BAKAR




Pemeriksaan ini dibagi atas :

1. Pemeriksaan saringan bahan bakar




Lepas saringan bahan bakar dengan cara melepas baut kleman lalu ambil saringan dan bersihkan dengan KOMPRESOR dari lubang EX=>IN=>EX


2. Pemeriksaan saringan udara




Lepas saringan udara dengan cara melepas baut kupu lalu ambil elemen saringan udara dan bersihka dari bagian dalam => bagian luar =>dan bagian dalam




D. SISTEM PENGAPIAN ( DENGAN INTERNAL RESISTOR )

pemeriksaan COIL dibagi atas :
1. Pemeriksaan tahanan primer
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada OHM lalu pasang positif multi pada positif coil, begitu pula negatifnya



2. Pemeriksaan tahanan sekunder
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada KILO-OHM lalu pasang positif multi pada positif coil dan negatif multi pada sekundary coil











E. PERIKSAAN BATERAI ATAU ACCU



Pemeriksaan baterai dibagi atas :

1. Berat jenis baterai
Ambil baterai lalu buka tutup baterai kemudian periksa berat jenis pada tiap-tiap sel dengan HIDROMETER (1,25-1,27 kg/l)

2. Tutup baterai
periksa secara visual ventilasi tutup baterai dari kemungkinan tersumbat, bila perlu bersihkan dengan kompresor

3. Tegangan baterai
kalibrasi multitester pada 50 DCV kemudian periksa tegangan dengan multi

4. Kondisi terminal
periksa secara visual keadaan terminal baterai dari kemungkinan korosi atau terbakar

5. Kotak baterai
periksa secara visual keadaan kotak baterai dari kemungkianan retak

6. Volume baterai
periksa secara visual VOLUME ELEKTROLIT baterai (antara upper dan lowert level)


F. PENGENCANGAN BAUT KEPALA SILINDER





Buka tutup kepala silinder lalu kencangkan baut kepala silinder dengan kunci moment dengan urutan yang benar kemudian tutup kembali








G. PEMERIKSAAN SIRKULASI AIR RADIATOR



langkah berikut dengan cara bika tutup radiator kemudian lihat secara visual air dengan menekan LENGAN GAS pada KARBURATOR. jika sirkulasi baik tutup kembali tutup radiator pada radiator.





H. SUDUT DWELL




Nyelakan mesin pada temperatur kerjanya pasang kabel merah tune up tester pada positif baterai , dan hitam pada negatif baterai, kemudian kabel hijau pada kondensor, serta kabel pick up pada kabel busi nomer 1 kemudian stel saklar pada dwell lalu baca hasilnya (sudut dwell = 52 +- 2)



I. PENYETELAN IGNITION TIMMING

Ambil lampu timming kemudian arahkan pada puli jika 

 

 

 

 

 

 

Related Posts with Thumbnails

Pengertian dan Fungsi Gardan

Pengertian Gardan (Differential)
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang  berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda. Putaran roda semuanya berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan piston untuk bergerak naik turun. Lalu  gerak naik turun piston ini akan diteruskan untuk memutar poros engkol. Gerak putar poros engkol ini akan diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel. Putaran roda gila akan diteruskan untuk memutar kopling kemudian diteruskan memutar transmisi ke as kopel lalu ke gardan. Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as roda akan memutar roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Jadi urutan perpindahan tenaga dan putaran dari mesin sampai ke roda, sehingga kendaraan atau mobil dapat berjalan.
clip_image002
Gambar 3.1
Uni Gardan (Differential)
1.2.       Fungsi Gardan
·      Merubah arah putaran mesin
Posisi mesin pada mobil untuk truck atau khusunya mobil yang menggunakan as kopel, memiliki posisi mesin yang memanjang ke depan. Sehingga arah putaran dari roda gila jelas tidak searah dengan arah putaran roda. Maka gardan inilah yang membuat arah dari putaran mesin menjadi searah dengan arah putaran roda (yaitu maju ke depan).
·      Memperbesar momen
Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar. Putaran poros engkol mempunyai tenaga atau momen. Tenaga dari suatu benda yang berputar dengan cepat adalah kecil, sedangkan tenaga dari benda yang berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui bahwa selambat – lambatnya mesin berputar memiliki kecepatan minimal 600 rpm. Maksudnya adalah dalam satu menit poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada kecepatan tinggii memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm, berarti poros engkol berputar 12.000 kali dalam 1 menit. Agar tenaga dari poros engkol ini menjadi besar, maka kecepatan putaran dari poros engkol ini harus diperlambat. Disinilah gardan memperlambat kecepatan putaran dari poros engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi besar dan mobil dapat bergerak atau berjalan.
·      Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok
Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung lebih lambat daripada putaran roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar mobil dapat  berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika kedua roda antara yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan membelok. Di sinilah gardan membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama, sehingga mobil dapat membelok dengan baik.
clip_image004
Gambar 3.2
Letak Gardan pada mobil

Jadi jelaslah bahwa gardan memiliki fungsi yang sangat penting pada mobil, sehingga mobil tersebut dapat berjalan dengan baik.

1.3.       Bagian-bagian/ Komponen Gardan
clip_image006
Gambar 3.3
Komponen-komponen Gardan
1.        Rel Axle Housing
Bagian ini dapat dikatakan sebagai tumpuan berat muatan mobil, karena letaknya dibagian roda belakang, khususnya pada mobil muatan atau minibus.
2.        Gasket
Bagian yang digunakan untuk menghambat kebocoran oli gardan bagian ini juga penting. Kalau bocor akan mengakibatkan pelumasan pada gigi gardan tidak sempurna yang buntutnya kerusakan pada gigi gardan.
3.        Differential Carrier
Gigi differential dipasang pada bagian ini. Untuk penyetelan ulang atau penggantian gigi baru bagian ini delepaskan dari differential housing.
4.        Differential Ring gear dan drive pinion gear kit
Dinamakan kit karena untuk memperbaiki differential cukup dengan mengganti bagian bagian ini.
5.        Oil Seal
Oil Seal yang terletak di bagian ujung dari differential housing ini berfungsi mencegah agar oli tidak habis. Kalau ANda menemukan di sekitar bagian ini ada basah akibat rembesan oli sebaiknya segera mengganti seal baru.
6.        Universal joint Flange
Bagian yang meneruskan putaran propeler shaft differential disamping itu ia juga berfungsi sebagai penyumbat agar oli tidak keluar.
7.        Differential Pinion atau montir menyebutnya gigi satelit
Gigi ini yang mengatur supaya pada saat mobil menikung kecepatan roda kiri dan kanan bisa saling menyesuaikan diri.
8.        Mur pengancing drive shaft
ini sering kurang diperhatikan. Tidak terlintas untuk memeriksa apakah masih terkancing dengan baik terutama pada mobil muatan.

1.4.       Langkah Kerja Gardan
Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat mobilsedang membelok. Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpamembuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir.
Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :
1.    Pada saat mobil berjalan lurus :
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama – sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri danroda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akanditeruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ringgear bersama-sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differentialcase karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali, maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalamkeadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan asroda dan kemudian menggerakkan roda.
2.    Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalamadalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar. Misalkan sebuahmobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada bebanroda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; Putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akanmemutar ring gear. Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok kekiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion gear.
Related Posts with Thumbnails

Cara Memasang Distributor

Cara Memasang Distributor

Memasang distributor merupakan salah satu dari langkah penyetelan awal sebelum menghidupkan mesin. Hal ini dikarenakan distributor adalah komponen yang sangat penting dalam sistem pengapian. Terkait dengan hal tersebut distributor memiliki beberapa peranan penting, antara lain:
1. Membagi tegangan tinggi dari koil ke busi pengapian sesuai dengan urutan penyalaan (Firing Order).
2. Sebagai tempat pemutusan arus primer koil. Membuka-tutup platina untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi.
3. Mengatur timing pengapian, dengan bantuan ,governor advancer, advance vacum dan oktan selector.
4. Menggerakkan pompa oli.
Karena perannya yang penting, maka dalam memasang distributor harus benar, jika tidak maka akan membuat mesin akan sulit hidup akibat dari pengapian yang tidak berjalan dengan benar. Langsung saja kita bahas bagaimana cara memasang distributor. Sebelum melakukan pemasangan distributor, hendaknya anda menyiapkan peralatan yang akan digunakan:
1. Tool box (obeng minus, kunci ring)
2. Kunci busi
3. Kunci T 12
4. Timing light
5. Majun
6. Buku manual (jika ada)
Distributor Delco
Cara Memasang Distributor
Sebelumnya perlu diperhatikan, bahwa tutorial ini dilakukan pada mesin Toyota Kijang 5K dengan distributor delco. Namun, anda tidak perlu khawatir jika mobil anda berbeda jenis, karena tutorial dibawah ini mengajarkan tentang konsep dasar pemasangan distributor, jadi untuk mesin dan distributor yang berbeda dapat menyesuaikan.
1. Menepatkan top kompresi silinder 1 atau 4 dengan cara sebagai berikut:
Cara Pertama: 
a. Membuka penutup rocker arm pada cover kepala silinder. Atau juga bisa membuka cover kepala silinder.
b. Memutar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 10 pada tutup rantai timing. Angka 10 menyatakan 10 derajat sebelum TMA/Titik Mati Atas dimana waktu busi memulai meletikkan bunga api. (Untuk beberapa mobil mungkin berbeda, ada yang 8 derajat sebelum TMA, jadi lihatlah pada buku manual/spesifikasi standar pabrik).
c. Memeriksa kedua rocker arm atau push rod pada silinder 1 atau 4. Apabila kedua rocker arm (buang dan masuk) atau push rod untuk silinder 1 dalam keadaan bebas, berarti silinder 1 pada posisi top kompresi. Bebas disini berarti rocker arm tidak menekan katup sehingga waktu kompresi kedua katup akan menutup. Demikian juga sebaliknya untuk silinder 4.
Catatan Penting!!
Untuk menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Putar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang bergerak.
- Apabila yang bergerak katup masuk silinder 1 pada saat anda memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang sedang top kompresi adalah silinder 1.
Cara Kedua: 
a. Melepas busi silinder 1 atau 4.
b. Sumbat lubang busi dengan majun (tekan dengan obeng supaya rapat).
c. Putar kunci kontak ke posisi start kurang lebih 1 detik hingga majun terlempar ke luar dari lubang busi.
d. Putar balik poros engkol hingga tanda pada puli segaris dengan angka 10 pada tutup rantai timing. (Untuk beberapa mobil mungkin berbeda, ada yang 8 derajat sebelum TMA, jadi lihatlah pada buku manual/spesifikasi standar pabrik).
2. Memasukkan distributor hingga rotor distributor menghadap ke terminal distributor silinder 1 atau 4 (tergantung top kompresinya). Atur posisi alur pada pompa oli sehingga poros distributor dapat masuk dengan mudah. Pastikan distributor masuk hingga body distributor bersentuhan dengan blok mesin.
Catatan Penting!!
Sebelum memasukkan distributor, putar rotor sekitar 30 derajat (hanya perkiraan) berlawanan putaran arah rotor, lalu atur posisi alur pada pompa oli. Harapannya agar waktu terpasang rotor tepat menghadap ke terminal distributor silinder 1 atau 4.
3. Memutar kunci kontak ke posisi ON.
4. Memutar rumah distributor berlawanan dengan arah putaran rotor dan hentikan saat kabel tegangan tinggi dari koil mengeluarkan bunga api. Atau bisa juga melihat pada platina yang mengeluarkan bunga api. Hal ini dilakukan untuk menepatkan saat pengapian dimana saat 10 derajat sebelum TMA busi mulai meletikkan bunga api.
5. Memasang baut pengikat klem body distributor. Pastikan posisi distributor tidak bergeser saat memasang baut.
6. Memasang tutup distributor. Pastikan pula rotor sudah terpasang sebelum memasang tutup distributor.
Tutup Distributor
7. Memasang kabel busi sesuai urutan penyalaan atau FO/Firing Order. (Firing Order/Urutan Penyalaan untuk mesin kijang adalah 1-3-4-2, kebanyakan mesin 4 silinder memakai FO tersebut. Untuk lebih jelas lihatlah buku manual).
8. Menghidupkan mesin.
9. Melakukan pengecekan dengan menggunakan timing light. Lakukan pengaturan ulang jika waktu pengapian yang ditunjukkan di puli dengan timing light belum tepat.
10. Membersihkan alat, dan tempat kerja.
Dari langkah-langkah di atas, secara singkat langkah-langkah utamanya adalah:
1. Menempatkan top kompresi silinder 1 atau 4 dengan memutar puli poros engkol.
2. Menepatkan tanda pada puli sesuai dengan waktu pengapian. 
3. Menentukan top kompresi 1 atau 4 dengan meraba rocker arm/push rod yang bebas atau melepas busi.
4. Memasukkan distributor ke tempatnya. Dengan memastikan posisi rotor menghadap terminal 1 atau 4 (sesuai top kompresinya).
5. Menepatkan posisi platina hingga mulai membuka/mulai meletik. Lalu memasang baut pengikat distributor.
6. Memasang tutup distributor dan kabel busi sesuai Firing Order.
Kesalahan yang Sering Terjadi

Dalam memasang distributor ada beberapa kasus kesalahan yang sering dilakukan peserta praktik, kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
1. Salah dalam menentukan top silinder. Lupa untuk mengecek pada rocker arm dan push rod.
2. Pemasangan distributor dimana rotor salah arah terminal.
3. Piston belum ditopkan kompresi. Akibat dari belum menepatkan tanda pada puli.
4. Waktu pengapian tidak tepat. Akibat dari belum menepatkan tanda pada puli atau bukaan pada platina.
5. Salah FO atau salah menempatkan kabel busi. Ciri-cirinya adalah terjadi ledakan.
6. Kabel pengapian belum dipasang. Yang dimaksud adalah kabel arus primer dari - (negatif) koil ke distributor.
7. Rotor belum dipasang. Rotor berfungsi membagi dan menyalurkan tegangan tinggi ke terminal kabel busi.
8. Distributor belum masuk keseluruhan sampai body distributor bersentuhan dengan blok mesin.
9. Posisi distributor bergeser saat memasukkan baut pengikat. Related Posts with Thumbnails

Sistem Transmisi

Potongan transmisi otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.

Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.


Mode transmisi otomatik




Gigi planetari pada transmisi otomatis.
Transmisi otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu. Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L, sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.

Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti berikut:

* P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini sehingga kendaraan tidak bisa didorong.
* R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
* N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
* D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
* 2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
* 1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai pada medan yang sangat curam.

Sedangkan opsionalnya adalah :

* 3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada posisi top gear.
* O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi. Related Posts with Thumbnails

Overhaul Step

Overhaul Step

Overhaul adalah pekerjaan yang mendeteksi malfungsi dan mengembalikan fungsi melalui
pelepasan/pembongkaran mesin, transaxle, diferensial, dsb., dan penyetelan, perbaikan atau penggantian part sesuai keperluan.
Prosedur overhaul
Bagian ini mengelompokkan prosedur overhaul ke dalam empat langkah dan menjelaskan setiap pointpoint pentingnya.
1. Menegaskan Problem/Gejala
2. Melepas/Membongkar
3. Membersihkan/Memeriksa
4. Merakit/Memasang
Menentukan tujuan overhaul; apa tipe malfungsi yang sedang terjadi dan bagian mana yang perlu dilakukan overhaul.
1. Menegaskan problem/gejala
2. Buatlah hipotesis tentang penyebab malfungsi itu.
3. Putuskan apakah overhaul sebaiknya dilakukan atau tidak
1. Melepas
Lepas unit-unit yang akan dilakukan overhaul dari kendaraan sehingga dapat dibongkar.
(1) Lepas mesin atau transaxle dari atas atau dari bawah kendaraan menggunakan lift, dongkrak, dsb.
(2) Ketika melepaskan item yang berat seperti mesin atau transaxle, bekerjalah dengan perhatian penuh demi keselamatan agar tidak menjatuhkannya.
(3) Ketika melepas part dari kendaraan, usahakan agar jangan sampai menggores atau melukai kendaraan.
2. Pembongkaran
Bongkarlah unit-unit dalam rangka memeriksa, menyetel dan/atau memperbaiki.
(1) Mesin:
Bongkarlah mesin menjadi setiap unit part: camshaft, cylinder head atau block, piston, crankshaft, dsb.
(2) Transaxle:
Bongkarlah menjadi setiap unit part: ring synchronizer, shift fork, diferensial, dsb.
PETUNJUK:
Ketika melepas setiap bagian itu, periksalah setiap part secara visual.
3. Menyusun
Ketika membongkar, susunlah setiap part sesuai dengan area/posisi pemasangannya supaya dapat
merakit/memasangnya pada lokasi aslinya. Karena gesekan dan keausan di antara part yang sama
itu berbeda, susunlah setiap part tersebut agar tidak salah dalam mengganti kombinasinya.
1. Membersihkan
Membersihkan part yang dibongkar akan menghasilkan efek berikut ini.
(1) Akan meningkatkan akurasi pengukuran.
(2) Akan lebih mudah untuk menemukan malfungsi.
(3) Akan memungkinkan mencegah benda asing menempel sewaktu pemasangan.
(4) Akan melepaskan deposit seperti karbon atau lumpur pelumas, membantu memulihkan
performan part seperti semula.
2. Memeriksa
Ukur dan/atau periksa unit-unit dengan metoda yang tepat sesuai manfaatnya seperti pemeriksaan visual atau pengukuran dengan alat ukur.
3. Memeriksa konsistensi
Periksa apakah malfungsi yang terdeteksi oleh pengukuran atau pemeriksaan adalah penyebab dari
"malfungsi". Jika tidak konsisten, carilah lagi penyebab utamanya.
1. Merakit/Memasang
Gunakan metoda/prosedur perakitan yang tepat. Pastikan untuk melihat Buku Pedoman Perbaikan.
PETUNJUK:
• Pastikan untuk mematuhi momen/nilai standar.
• Pastikan untuk mengganti part yang tidak dapat digunakan kembali, seperti packing/gasket.
• Sebelum merakit, berikan oli/grease sesuai spesifikasi dalam Buku Pedoman Perbaikan pada
posisi luncurnya.
• Rakitlah part sesuai dengan kondisi sebelumnya dan pada arah/posisi yang sama.
2. Menyetel/Memeriksa pengoperasian
Kapan pun merakit part-part, lakukan penyetelan dan pemeriksaan pengoperasian part sesuai dengan standar perawatan.
3. Pemeriksaan setelah perbaikan
Setelah perbaikan, periksa kembali gejala dari masalah aslinya untuk menentukan apakah malfungsi sudah ditemukan atau belum. Dan juga, periksa jika terdapat kesalahan yang dilakukan dan apakah setiap unit bekerja dengan benar pada saat yang sama.
Related Posts with Thumbnails